Syetan melakukan tugas
menggoda dan menjerumuskan manusia dengan segala cara tanpa pandang bulu, mulai
dari anak-anak, orang dewasa, orang tua, laki-laki, perempuan, orang yang
sedikit beribadah, sampai orang yang tekun beribadah kepada Allah SWT. Semuanya
mendapat giliran. Salah satu cara syetan menghadapi orang yang banyak beribadah
adalah dengan cara menanamkan rasa ujub dan riya ke dalam hati orang itu
sehingga amalannya menjadi sia-sia dan bahkan menjerumuskannya ke neraka.
Di antara syarat diterimanya amal shaleh adalah bersih dari
riya’ dan sesuai dengan sunnah. Orang yang melakukan ibadah dengan maksud agar
dilihat oleh orang lain, maka ia telah terjerumus kepada perbuatan syirik
kecil, dan amalnya menjadi sia-sia belaka. Misalnya melaksanakan shalat agar
dilihat orang lain.
Allah Subhanahu wata’ala berfirman:
“Sesungguhnya
orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka.
Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka
bermaksud riya’ (dengan shalat) di hadapan Allah. Dan tidaklah mereka menyebut
Allah kecuali sedikit sekali”. (Q.S; An Nisaa’: 142).
Demikian pula jika ia melakukan suatu amalan dengan tujuan agar
diberitakan dan didengar oleh orang lain, maka ia termasuk syirik kecil.
Rasulullah Shallallahu’alaihi wassala memberikan peringatan kepada mereka dalam
hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas Radhiallahu’anhu:
“Barangsiapa
melakukan perbuatan sum’ah (ingin didengar oleh orang lain), niscaya Allah akan
menyebarkan aibnya, dan barang siapa melakukan perbuatan riya’, niscaya Allah
akan menyebarkan aibnya”. (Hadits riwayat Muslim, 4/ 2289.)
Berkaitan dengan kata “agar
diberitakan” oleh orang lain seperti yang terse but dalam pernyataan di atas,
timbullah pertanyaan, bagaimana dengan status atau postingan yang sering tampak
dalam facebook yang seakan “mengabarkan”
kegiatan ibadah seperti berikut :
“Alhamdulillah, baru saja
melaksanakan shalat tajahud dengan suami….”
“Alangkah sejuknya malam ini
sehabis melaksanakan shalat tahajud..”
“ Sedang mengajarkan anakku
mengaji malam ini, agar cepat khatam”
“Menunggu maghrib tiba, menu apa
untuk buka ya?”
“Oh senangnya setelah
melaksanakan shalat berjamaah….”
“Lagi melaksanakan puasa
sunnah…semoga tidak ada godaan”
Dan masih banyak lagi
status-status yang bernada seakan-akan memberitahukan bahwa orang yang menulis
status itu tengah melaksanakan ibadah.
Pertanyaannya apakah status itu
termasuk sebagai ketegori ria dalam beribadah? Wallahu alam bissawab, hati
kecil kita lah yang menjawabnya.
Marilah kita renungkan sabda
Rasulullah berikut ini :
“ Sesungguhnya
Allah mencintai hamba yang bertaqwa, besar hati lagi merahasiakan ibadahnya“
Tidak ada komentar:
Posting Komentar