Senin, 04 Juni 2012

Hipnotis Masuk Sekolah? Siapa takut !



Melalaui salah satu acara di TV, Uya Kuya berhasil menghipnosis masyarakat bahwa hionosis itu adalah upaya menelanjangi atau membongkar aib orang lain. Tak terlalu mengherankan bila kemudian masyarakat alergi terhadap hypnosis. Apalagi banyak modus kejahatan dengan modus “hipnotis”. Lengkaplah sudah stigma masyarakat terhadap hypnosis sebagai sesuatu yang mesti diwaspadai, atau bila perlu dianggap sebagai “kelakuan sesat”.
Dibalik semua kesesatan yang dimilikinya, hypnosis sebenarnya merupakan kajian ilmiah. Bahkan perkembangan hypnosis yang demikian pesat pun sudah mulai membidik wilayah pendidikan. Kemudian munculah hipnoteaching. Dengan kata lain, hipnoteaching adalah pendekatan pembelajaran untuk menggali potensi siswa dan mengefektifkan proses pembelajaran, dengan menerapkan teknik  hipnotis.
Berdasarka asumsi itulah, saya mencoba memasyarakatkan hipnoteaching di sekolah. Gairah saya semakin bertambah besar saat sahabat baik saya Prof. Suherli ( guru besar di Universitas Galuh Ciamis), menulis komentar di akun fecebook saya  “metode Sugestopedia yang dikembangkan Gategno, yaitu sebuah metode yang mengangkat potensi bawah sadar seseorang untuk merambah dan terlibat di dunia imaji yang dimanipulasi melalui audio. Selamat mengembangkan metode tersebut!”. Saya penasaran ingin menggali sugestopedia dari beberapa sumber. Ternyata, sebelumnya suda ada juga yang men coba melakukan penelitian penggunaan metode sugestopedia ini.
Metode ini (sugestopedia) ditemukan oleh seorang psikiater Bulgaria, Dr. Georgi Lozanov. Bermula ketika Lozanov menganalisis pasien-pasien kejiwaan dengan musik baroque yang menenangkan dan memberi mereka sugesti positif mengenai kesembuhan mereka. Ternyata banyak pasien mengalami kemajuan besar.
Lozanov merasa bahwa metode ini juga dapat diterapkan pada pendidikan. Menurut Lozanov, “suggestology” adalah sebuah pengkondisian kegiatan belajar-mengajar yang memungkinkan para pembelajar untuk belajar dengan kecepatan yang mengesankan dengan upaya yang normal, dan dibarengi kegembiraan.

Intinya antara hipnoteaching dengan metode sugestopedia ini memang memliki tujuan dan prinsip yang sama. Yang menggembirakan adalah bahwa hipnoteaching adalah kajian ilmiah dan sangat bermanfaat bila diterapkan dalam dunia pendidikan. Jadi tak ada alasan untuk menolak hinpteaching di dalam dunia pendidikan. Hipnoteaching atau sugetopedia, tentu tidak sama dengan Uya Kuya. Hinponisi di sekolah? Siapa Takut.
(Artikel  ini sebagai bahan saya untuk artikel di harian Galamedia)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Text widget

About

Senin, 04 Juni 2012

Hipnotis Masuk Sekolah? Siapa takut !



Melalaui salah satu acara di TV, Uya Kuya berhasil menghipnosis masyarakat bahwa hionosis itu adalah upaya menelanjangi atau membongkar aib orang lain. Tak terlalu mengherankan bila kemudian masyarakat alergi terhadap hypnosis. Apalagi banyak modus kejahatan dengan modus “hipnotis”. Lengkaplah sudah stigma masyarakat terhadap hypnosis sebagai sesuatu yang mesti diwaspadai, atau bila perlu dianggap sebagai “kelakuan sesat”.
Dibalik semua kesesatan yang dimilikinya, hypnosis sebenarnya merupakan kajian ilmiah. Bahkan perkembangan hypnosis yang demikian pesat pun sudah mulai membidik wilayah pendidikan. Kemudian munculah hipnoteaching. Dengan kata lain, hipnoteaching adalah pendekatan pembelajaran untuk menggali potensi siswa dan mengefektifkan proses pembelajaran, dengan menerapkan teknik  hipnotis.
Berdasarka asumsi itulah, saya mencoba memasyarakatkan hipnoteaching di sekolah. Gairah saya semakin bertambah besar saat sahabat baik saya Prof. Suherli ( guru besar di Universitas Galuh Ciamis), menulis komentar di akun fecebook saya  “metode Sugestopedia yang dikembangkan Gategno, yaitu sebuah metode yang mengangkat potensi bawah sadar seseorang untuk merambah dan terlibat di dunia imaji yang dimanipulasi melalui audio. Selamat mengembangkan metode tersebut!”. Saya penasaran ingin menggali sugestopedia dari beberapa sumber. Ternyata, sebelumnya suda ada juga yang men coba melakukan penelitian penggunaan metode sugestopedia ini.
Metode ini (sugestopedia) ditemukan oleh seorang psikiater Bulgaria, Dr. Georgi Lozanov. Bermula ketika Lozanov menganalisis pasien-pasien kejiwaan dengan musik baroque yang menenangkan dan memberi mereka sugesti positif mengenai kesembuhan mereka. Ternyata banyak pasien mengalami kemajuan besar.
Lozanov merasa bahwa metode ini juga dapat diterapkan pada pendidikan. Menurut Lozanov, “suggestology” adalah sebuah pengkondisian kegiatan belajar-mengajar yang memungkinkan para pembelajar untuk belajar dengan kecepatan yang mengesankan dengan upaya yang normal, dan dibarengi kegembiraan.

Intinya antara hipnoteaching dengan metode sugestopedia ini memang memliki tujuan dan prinsip yang sama. Yang menggembirakan adalah bahwa hipnoteaching adalah kajian ilmiah dan sangat bermanfaat bila diterapkan dalam dunia pendidikan. Jadi tak ada alasan untuk menolak hinpteaching di dalam dunia pendidikan. Hipnoteaching atau sugetopedia, tentu tidak sama dengan Uya Kuya. Hinponisi di sekolah? Siapa Takut.
(Artikel  ini sebagai bahan saya untuk artikel di harian Galamedia)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.