Rabu, 06 Juni 2012

Sesuaikan ucapan kita dengan bahasa tubuh


Seseorang datang menghampiri Anda. Wajahnya merah padam, giginya gemeletuk dan urat-urat di wajahnya menegang, dan ia berkata “ Sungguh…! Saya tidak marah !”. Percayakah Anda dengan ucapan orang tersebut ? Saya yakin Anda sebenarnya lebih percaya pada bahasa non verbalnya, seperi wajah yang memerah dan gigi yang gemeletuk. Artinya  Anda lebih meyakini orang itu sebagai orang yang sedang marah.
Seorang pemuda mengatakan pada pacarnya “Aku mencintaimu”. Gadis tadi akan melihat raut wajah pemuda tadi, dan melihat matanya, untuk  meyakinkan apakah ada kesesuaian antara bahasa verbalnya dengan bahasa nonverbalnya. Dalam komunkasi kita memang tidak hanya menggunakan bahasa verbal, tetapi bahasa
nonverbal. Celakanya, bahasa nonverbal ini memiliki peran sebesar 70 % bagi efektivitas komunikasi Anda. Saat Anda berbi cara dengan orang lain, orang lain secara tidak s adar akan meraba bahasa nonverbal Anda untuk meyakinkan ucapan Anda. 
Di kelas, seorang guru ingin meredakan keriuhan dan kegaduan dengan berteriak “Diamm…!!!!”. Anak-anak tidak merespon lalu, pak guru mulai panik , ia  memperbesar volumenya dan ditambah dengan memukul papan tulis dengan penghapus berkali-kali…”Diam…..!!!” “Brak…brak…..brak….”
Kenapa anak-anak tidak diam? Jawabannya sederhana. Sebenarnya sang guru bukan sedang menyuruh diam tetapi sedang menyuruh untuk ribut. Perhatikan volume suaranya dan juga kegaduhan yang ditumbulkan oleh suara penghapus.  Jadi, wajarlah jika anak-anak kita tidak diam karena secara tidak langsung diperintahkan oleh bahas nonverbal guru. Lalu, apa yang perlu di lakukan? Ya mudah saja, jika anak suruh lah anak diam dengan cara   gurunya diam di depan kelas  sambil melempakan senyum ke seisi kelas. Di sini memang diperlukan kesabaran. Tapi percayalah, anak-anak akan merespon “bahasa tubuh “ kita. Inilah cara paling mudah membuat suasana kelas tenang  tanpa harus menguras banyak energy guru. Selamat mencoba !.

Text widget

About

Rabu, 06 Juni 2012

Sesuaikan ucapan kita dengan bahasa tubuh


Seseorang datang menghampiri Anda. Wajahnya merah padam, giginya gemeletuk dan urat-urat di wajahnya menegang, dan ia berkata “ Sungguh…! Saya tidak marah !”. Percayakah Anda dengan ucapan orang tersebut ? Saya yakin Anda sebenarnya lebih percaya pada bahasa non verbalnya, seperi wajah yang memerah dan gigi yang gemeletuk. Artinya  Anda lebih meyakini orang itu sebagai orang yang sedang marah.
Seorang pemuda mengatakan pada pacarnya “Aku mencintaimu”. Gadis tadi akan melihat raut wajah pemuda tadi, dan melihat matanya, untuk  meyakinkan apakah ada kesesuaian antara bahasa verbalnya dengan bahasa nonverbalnya. Dalam komunkasi kita memang tidak hanya menggunakan bahasa verbal, tetapi bahasa
nonverbal. Celakanya, bahasa nonverbal ini memiliki peran sebesar 70 % bagi efektivitas komunikasi Anda. Saat Anda berbi cara dengan orang lain, orang lain secara tidak s adar akan meraba bahasa nonverbal Anda untuk meyakinkan ucapan Anda. 
Di kelas, seorang guru ingin meredakan keriuhan dan kegaduan dengan berteriak “Diamm…!!!!”. Anak-anak tidak merespon lalu, pak guru mulai panik , ia  memperbesar volumenya dan ditambah dengan memukul papan tulis dengan penghapus berkali-kali…”Diam…..!!!” “Brak…brak…..brak….”
Kenapa anak-anak tidak diam? Jawabannya sederhana. Sebenarnya sang guru bukan sedang menyuruh diam tetapi sedang menyuruh untuk ribut. Perhatikan volume suaranya dan juga kegaduhan yang ditumbulkan oleh suara penghapus.  Jadi, wajarlah jika anak-anak kita tidak diam karena secara tidak langsung diperintahkan oleh bahas nonverbal guru. Lalu, apa yang perlu di lakukan? Ya mudah saja, jika anak suruh lah anak diam dengan cara   gurunya diam di depan kelas  sambil melempakan senyum ke seisi kelas. Di sini memang diperlukan kesabaran. Tapi percayalah, anak-anak akan merespon “bahasa tubuh “ kita. Inilah cara paling mudah membuat suasana kelas tenang  tanpa harus menguras banyak energy guru. Selamat mencoba !.

Diberdayakan oleh Blogger.