Minggu, 10 Juni 2012

Apa yang terjadi jika marah sambil berdiri?



(inilah jawaban kedokteran)
“Jika salah seorang dari kalian marah dalam keadaan  berdiri, maka sebaiknya ia duduk. Jika kemarahan telah hilang (maka cukupkanlah ia dengan duduk itu). Jika dengan duduk ini kemarahannya belum hilang, maka sebaiknya ia berbaring “ (HR Ahmad dan Abu Dawud)”
Ilmu kedokteran moden telah menemukan bahwa  ada sejumlah perubahan dalam tubuh manusia yang disebabkan kemarahan. Pada saat marah, gumpalan lemak yang ada di atas  ginjal mengeluarkan dua jenis hormon, yaitu hormon adrenalin dan non-adrenalin. Hormon adrenalin keluar sebagai bentuk respon terhadap salah satu jenis emosi maupun tekanan jiwa, seperti rasa takut dan kemarahan. Hormon ini dikeluarkan untuk mengurangi kadar gula dalam darah. Dan biasanya kedua jenis hormon ini tidak dikeluarkan dalam waktu bersamaan.
Keluarnya hormon ini berpengaruh pada denyut jantung, sehingga jantung menjadi bergejolak dan berdenyut cepat, sehingga lebih lanjut memicu kontraksi  otot jantung dan peningkatan oksigen. Kemarahan dan emosi berpotensi pula meningkatkan kadar kedua hormon ini dalam darah, sehingga denyut jantung semakin bertambah cepat, sehingga lebih lanjut memicu kontraksi otot jantung dan peningkatan jumlah oksigen. Kemarahan dan emosi berpotensi pula meingkkatkan kadar kedua hormon ini dalam darah, sehingga denyut jantung semakin bertambah cepat. Di samping itu kemarahan dan emosi dapat menyebabkan peningkatan tekanan  darah (hypertensi).
Sehubungan dengan hal itu, para dokter menyarabkan pada para pasien penderita hipertensi dan arteriosclerosis (penyempitan pembuluh darah) untuk berusaha menjauhkan diri dari emosi dan kemarahan, termasuk menjauhi factor –faktor penyebab kemarahan. Nasihat ini juga ditujukan pada orang-orang yang menderta penyakit gula (diabetes), karena  hormon adrenalin dapat meningkatkan kadar gula dalam darah.
Sebagaimana tertuang dalam buku kesehatan Horizon, kandungan hormon non adrenalin dalam darah  dapat meningkat tiga kali lipat ketika berdiri tenang selama lima menit. Sedangkan hormon adrenalin hanya mengalami sedikit peningkatan ketika berdiri. Tekanan jiwa dan emosi  dapat meningkatkan kadar adrenalin dalam darah dengan jumlah besar. Jika bediri tenang selama lima menit bisa meningkatkan kandungan hormon adrenalin, sedangkan emosi dan kemarahan dapat meningkatkan kadar hormon nonadrenalin dalam darah dengan jumlah banyak, maka apa yang  terjadi jika seseorang marah sambil berdiri (mencak-mencak?) Karena itu, Rasulullah SAW menganjurkan orang yang  sedang marah untuk duduk, dan jika dengan duduk itu kemarahannya masih belum mereda, maka sebaiknya ia berbaring. (Sumber :  Al Quran Kitab Kedokteran Rahasia Kemukjizatan Sains)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Text widget

About

Minggu, 10 Juni 2012

Apa yang terjadi jika marah sambil berdiri?



(inilah jawaban kedokteran)
“Jika salah seorang dari kalian marah dalam keadaan  berdiri, maka sebaiknya ia duduk. Jika kemarahan telah hilang (maka cukupkanlah ia dengan duduk itu). Jika dengan duduk ini kemarahannya belum hilang, maka sebaiknya ia berbaring “ (HR Ahmad dan Abu Dawud)”
Ilmu kedokteran moden telah menemukan bahwa  ada sejumlah perubahan dalam tubuh manusia yang disebabkan kemarahan. Pada saat marah, gumpalan lemak yang ada di atas  ginjal mengeluarkan dua jenis hormon, yaitu hormon adrenalin dan non-adrenalin. Hormon adrenalin keluar sebagai bentuk respon terhadap salah satu jenis emosi maupun tekanan jiwa, seperti rasa takut dan kemarahan. Hormon ini dikeluarkan untuk mengurangi kadar gula dalam darah. Dan biasanya kedua jenis hormon ini tidak dikeluarkan dalam waktu bersamaan.
Keluarnya hormon ini berpengaruh pada denyut jantung, sehingga jantung menjadi bergejolak dan berdenyut cepat, sehingga lebih lanjut memicu kontraksi  otot jantung dan peningkatan oksigen. Kemarahan dan emosi berpotensi pula meningkatkan kadar kedua hormon ini dalam darah, sehingga denyut jantung semakin bertambah cepat, sehingga lebih lanjut memicu kontraksi otot jantung dan peningkatan jumlah oksigen. Kemarahan dan emosi berpotensi pula meingkkatkan kadar kedua hormon ini dalam darah, sehingga denyut jantung semakin bertambah cepat. Di samping itu kemarahan dan emosi dapat menyebabkan peningkatan tekanan  darah (hypertensi).
Sehubungan dengan hal itu, para dokter menyarabkan pada para pasien penderita hipertensi dan arteriosclerosis (penyempitan pembuluh darah) untuk berusaha menjauhkan diri dari emosi dan kemarahan, termasuk menjauhi factor –faktor penyebab kemarahan. Nasihat ini juga ditujukan pada orang-orang yang menderta penyakit gula (diabetes), karena  hormon adrenalin dapat meningkatkan kadar gula dalam darah.
Sebagaimana tertuang dalam buku kesehatan Horizon, kandungan hormon non adrenalin dalam darah  dapat meningkat tiga kali lipat ketika berdiri tenang selama lima menit. Sedangkan hormon adrenalin hanya mengalami sedikit peningkatan ketika berdiri. Tekanan jiwa dan emosi  dapat meningkatkan kadar adrenalin dalam darah dengan jumlah besar. Jika bediri tenang selama lima menit bisa meningkatkan kandungan hormon adrenalin, sedangkan emosi dan kemarahan dapat meningkatkan kadar hormon nonadrenalin dalam darah dengan jumlah banyak, maka apa yang  terjadi jika seseorang marah sambil berdiri (mencak-mencak?) Karena itu, Rasulullah SAW menganjurkan orang yang  sedang marah untuk duduk, dan jika dengan duduk itu kemarahannya masih belum mereda, maka sebaiknya ia berbaring. (Sumber :  Al Quran Kitab Kedokteran Rahasia Kemukjizatan Sains)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.