Namamu
mengingatkanku pada suatu hari
Ketika senja
merayapi dinding ruang tunggu yang lusuh
Sementara
deretan kursi yang lenggang mengabarkan sebuah kereta
Baru saja
ditelan gelap kea rah barat.
Lalu aku
masih berdiri di sini dengan keyakinan
Bahwa sebuah
kereta akan tiba dari timur
Membawa
mimpi
Tapi kau
menggodaku dengan menyembunyikan bulan separuh
Dibalik
tiang sinyal
Aku masih
setia, menghitung saat demi saat
Yang berlalu
tanpa pamit, kecuali meninggalkan gelisah
Diam-diam
aku mulai ragu, ketika bulan kembali
ke tempatnya semula, dan dengung yang mengalun
bukan peluit
kereta, tapi serombongan nyamuk yang
menari
meningkahi
sepi
Lagu Kemarau
Denting-denting
nyaring
Dari dawai
musim
Mengusik
mentari separuh baya
Pohonan
meronta, digelitik debu
Dan
rumput-rumput kering tengadah pada langit
Menanti
burung-burung hinggap
Lalu mati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar