Diikisahkan, di salah satu tempat di Arab terdapat sebuah makam yang dianggap keramat dan men jadi
tempat berziarah banyak orang. Tentang siapa yang dimakamkan di sana, tidak
banyak yang tahu persis. Hanya memang menurut yang menjaga makam itu, di tempat
itu dimakamkan seorang soleh. Para peziarah yang datang ke tempat itu banyak memperoleh
barokah. Sehingga makam itu ramai dikunjungi para peziarah dari berbagai
pelosok.
Sang penjaga makan keramat memiliki seorang anak laki-laki yang sudah beranjak dewasa.
Suatu hari, Sang Anak meminta izin pada ayahnya untuk pergi meninggalkan tempa
itu untuk mengembara. Sang penjaga makam sebenarnya keberatan, mengingat anak
itu satu-satunya harapan untuk menggantikannya menjaga makam itu bila ia
meninggal. Namun, ia tidak bisa menghalangi kepergian anaknya tersebut. Saat
berpisah dengan anaknya, diberikanlah untuk anaknya “si habibi” seekor unta kesayangan yang selama ini dipeliharanya.
Sang anak itu pun akhirnya pergi dengan ditemani si habibi. Entah
sudah berapa lama waktu berjalan dan sudah berapa jarak yang ditempuh oleh sang
anak itu. Perjalanan jauh itu rupanya menyebabkan si habibi tak kuat lagi. SI
habibi ,menderta sakit, dan tak lama kemudian mati. Tentu saja kematian si habibi
meninggalkan luka dan kesedihan yang dalam. Sebagai bukti rasa sayangya pada si
habibi, maka di makamkam lah dengan
segala penghormatan dalam sebuah lubang kubur. Di atas kuburan itulah sang anak
terus-menerus menangis mengenang jasa-jasa yang pernah diberikan habibi kepadanya.
Kuburan si habibi terletak di sebuah jalan dimana banyak
para pedagang yang lalu lintas ke tempat itu. Banyak pedagang yang menyaksikan ada seseorang yang menangis di sebuah makam.
Tentu ini makam seseorang saleh atau makam seorang yang banyak ilmunya.
Demikian pikir orang-orang yang kebetulan lewat ke tempat itu. Sehingga banyak
juga orang yang berdoa dan melakukan ziarah di tempat itu. Konon, setelah
rang-orang yang berdoa ketempat itu banyak yang memperoleh barokah, sehingga makan
tersebut menjadi terkenal, dan
tentunya semakin mengundang banyak
peziarah lainnya.
Kemashuran makam yang
dianggap keramat itu menyebabkan
orang-orang mempercayai bahwa di tempat itu benar-benar dimakamkan seorang sech
yan saleh. Tentang rahasia sebenarnya, tentu hanya penjaga makam lah yang
mengetahuinya. Membongkar rahasia makam kemarat yang kini dijaganya berarti
menghilangkan banyak keuntungan yang selama ini telah dinikmatinya. Kalaupun
nanti orang tahu siapa kah yang dimakankan di sana sebenarnya, orang-orang yang datang ke tempat
itu tentu tidak akan mau percaya.
Rupanya kemashuran makam keramat tersebut telah sampai ke telinga
ayahnya. Mendengar ada tempat berziarah
yang terkenal, mendorong sang ayah untuk mengunjunginya. Ia pun pergi
meningglkan makam yang selama ini dijaganya. Ketika sampai di makam itu,
amatlah terkejut dan terharu ketika ia tahu kalau anaknya yang selama ini pergi
rupanya menjadi penjaga di makam itu. Pertemuan ayah dan anak itu digunakan untuk saling melepas rindu setelah
berapa lama mereka berpisah. Saat keduanya
berbincang, berkatalah sang ayah “ Nak, dari sejak ayah datang ke sini, ayah
tidak melihat si habibi, sehatkah ia?” .
Untuk beberapa sat sang anak tertegun, lalu dengan perlahan
ia becerita pada ayahnya bahwa si habibi
adalah unta yang berjasa dan telah banyak membantunya. Ia telah merawat dan
mengurus s habibi dengan penuh kasih sayang . “Namun, sayang habibi harus meninggalkan
dirinya untuk selamanya ” demikian kata anaknya.
Mendengar itu, tampaklah kesedihan dari sang ayah.
Keduanya sesaat kemudian terdiam dalam
suasana keharuan.
“ Apakah bangkainya kau buang, seperti binatang lain, atau
kah kau urus dia sebagai bukti bahwa kau menaruh sayang padanya?” Tanya sang
ayah. “Tidak, si habibi ku makam kan dengan segala penghormatan” jawab anaknya.
“Dapatlah kau tunjukkan di mana makamnya?”
“Itu “ kata sang anak sambil menunjuk makam yang tengah di
kelilingi banyak orang yang sedang berdoa. Sesaat kemudian ayahnya tertegun.
Setelah beberapa lama terdiam, ayahnya mulai berkata lagi.
“Nak, mungkin sudah saatnya aku mengatakan suatu rahasia kepadamu, rahasia yang
sudah lama ayah simpam..”
“Maksud ayah?” Tanya anaknya sambil memandang wajaha ayahnya.
“Sudah lama kita membohongi orang-orang yang datang ke makam
ayah atau pun ke makam mu di sini, engkau
sendiri tak pernah tahu dan tak
pernah bertanya kepada ayah, makam siapa sebenarnya yang ayah
jaga itu bukan?”.
Anaknya mengangguk.
“Bukankah di makam
yang ayah jaga itu , makam seorang syech dan dia orang yang soleh
sehingga banyak orang yang ziarah untuk mendapat barokah?” Tanya sang anak.
“Bukan, di makan itu bukan syeh atau bukan orang yang soleh….”
Jawab ayahnya.
“Lalu, makan siapa sebenarnya?”
“Makam itu tak lain dan tak bukan adalah makam induk si habibi”. Jawab ayahnya.
Diolah dan diterjemahkan dari cerita – cerita Moh. Ambri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar