Sudah hamper seminggu badan saya
tidak sehat. Sudah dua kali saya mengunjungi dokter, belum seratus persen
sembuh. Meski obat sudah habis. Lalu, melalui sahabat saya seorang teman yang
berpofesi sebagai dokter, saya minta saran obat yang bias membantu penyakit
saya. Selama saya kurang sehat, saya tetap melakukan aktivitas mengajar atau
kegiatan lain seperti biasa. Sehingga dengan keadaan seperti itu, tetangga saya
yang melihat saya tentu tidak menyangka saya sakit. Selebihnya mereka tidak
tahu keadaan saya, karena memang jarang berjumpa.
Ini yang menyedihkan.Berbeda misalnya saat
saya mengeluh dengan agak sedikit bercanda di status facebook saya. Sesaat
kemudian berbagai komentar yang isinya mendoakan dan mananyakan kesehatan, yang
menghawatirkan kesehatan saya, sampai yang menyarankan saya agar lebih
beristirahat.
Saya jadi ingat Mang Tia yang
rumahnya di sebelah selatan, Bah Alit yang jadi ketua RT, Mang Atang, Bi Ade
dan Mang Ujang yang rumahnya berdempetan dengan rumah saya. Terakhir bertemu
Mang Ujang seminggu yang lalu. Bahkan Bi Ade janda tua yang hidu p sebatang
kara yang rumah biliknya nempel di rumah saya, saya lupa lagi kapan terakhir
saya menyapanya. Lebih parah lagi Mang Tia , seingat saya , berjumpa dan
bersalaman di halaman masjid saat beres shalat Ied. Itu beberapa bulan yang
lalu.
Mereka, yang saya sebutkan tadi
adalah para tetangga dekat, bukan orang jauh. Tiba tiba-tba seakan menjadi
jauh, seakan-akan tidak pernah kenal. Saya jadi ingat seorang tetangga yang
menyindir kebiasaan kita yang begitu hangat dan akrab dengan teman yang jauh,
bahkan sampai berangkulan seakan-akan seabad mereka tak bertemu, tapi tampak
“datar” dan biasa-biasa saja, tanpa kehangatan saat bertemu tetangga dan
kerabat dekat. Saya jadi tersindir.
Saat ini , saya ingat Mang Tia,
Mang Ujang dan Bi Ade. BI Ade saat ini sudah punya beras belum ya? Apakah bulan
ini anaknya yang kerja di Jakarta sudah kirim uang untuk membeli beras yang
harganya makin naik itu? Mudah-mudahan
Kang Enur pemilik warung di depan itu masih mau member kas bon beras, garam,
sabun colek atau supermi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar