Franky Raweyai seorang pengusaha
pengeboran minyak lepas pantai yang sukses. Kesuksesan diraih berkat kerja
kerasnya yang dimulai dari seorang
petugas pengecat perahu di Singapura. Tahun 2003, ia mengalami musibah yang yang menyebabkan ia mengalami kelumpuhan. Ia
terjatuh di tangga rumahnya, dan setelah
itu para dokter memvonisnya bahwa kedua kakinya tak bisa berfungsi sedia
kala, dan harus menggunakan kursi roda untuk menopang aktivitasnya.
Pada setiap orang yang
menjenguknya, Franky meminta temannya agar mencari pil yang bisa mengehentikan
kehidupannya, alias kematian. Ia putus asa dan sudah bulat untuk bunuh diri.
Sebelum niatnya kesam paian, ia menemukan kembali cahaya kehidupan saat melihat
anak jalanan pengamen yang meinta-minta di sudut jalan kota Jakarta sesaat
setelah ia melakukan pengobatan alternative di daerah Bekasi. Ia membayangkan
anak-anaknya akan seperti itu jika ia tidka bangkit dari keputusasaannya.
Esoknya ia berniat bekerja lagi.
Berbeda ketika saat ia masih
normal, semua dilakukan secara mandiri. Di rumah, ia merasa paling hebat, ia
merasa paling berkuasa, istri dan anak-anaknya tidak begitu diperhatikannya.
Demikian juga dengan keadaan di kantor, ia begitu berkuasa memarahi anak
buahnya dengan seenaknya bila anak buahnya melakukan kesalahan. Pendeknya ia
memiliki sifat sombong . Demikian ia utarakan hal itu dalam acara Kikc Andi di
Metro TV pecan ini.
Setelah kejadian itu, ternyata ia
berubah. Penuh perhatian pada keluarga, juga kepada bawahannya. Secara jujur ia
mengakui, saat ini dia sering menggunakan kata “tolong” dan “terima kasih”
apabila menyuruh anak buahnya di kantor. Sebelumnya, ia tidak pernah
menggunakan kosa kata itu.
Dua kata itu “tolong” dan “terima
kasih” ditemukan oleh sang pengusaha ketika ia sudah kehilangan kedua kakinya.
Sungguh mahal arti kedua kata itu bagi dirinya.
Cerita sederhana di atas tentu
banyak member hikmah dan pelajaran bagi kita semua. Biarlah setiap orang yang
membaca tulisan di atas menyimpulkan dan menarik hikmah sendiri. Selamat Merenung.
mengharukan
BalasHapus