Selasa, 05 Juni 2012

Semuanya berawal dari pikiran



Semuanya berawal dari pikiran. Doa yang kita panjatkan kehadirat Tuhan  berawal dari apa yang kita pikirkan. Jadi, pikiran juga doa. Pikiran juga yang akan membawa Anda  saat ini apakah Anda berangkat ke sekolah atau ke kantor dengan langkah kaki yang ringan mantap atau melangkah dengan langkah yang gontai yang berat? Jawabannya bergantung apa yang ada dalam pikiran kita.

Seorang sahabat yang punya hobi memancing, selalu beraharap akan
segera datang hari Sabtu. Karena setiap hari Sabtu itu ia akan pergi bersama
teman-temannya memancing. Belum juga hari Sabtu tiba, dan belum juga ia berada
di pinggir kolam. Tetapi pikiran dan bayangan suasana memancing membuatnya
ba. Sejak dari rumah pun kegembiraan itu mulai terasa. Bersiull sambil menyiap
begitu bergairah. Semangatnya tampak begitu menyala. Bahkan bila saatnya t
ikan perlengkapan memancing, kadang-kadang juga sambil bernyanyi nyanyi kecil. Di
saat ikan menggelepar saat kail di tarik.
benaknya terbayang bagamana nikmatnya saat ikan memagut kailnya. Bagaimana puasny
a

Pada saat itu, sama sekali tak terbayang kesulitan yang dihadapi,
misalnya bagaimana jika hujan , atau kendaraannya mogok di tengah jalan, tali
kailnya putus. Hal-hal itu sama sekali tidak masuk ke dalam pikirannya. Meski
sebenarnya dalam kenyataan  itu terjadi
.

Seorang sahabat, mengeluh karena ia mulai merasakan bosan dan
malas saat akan berangat mengajar. Ia mengeluh karena merasa usianya sudah tua
dan beberapa saat lagi pensiun. Keluhan yang sama juga dirasakan seorang
yang menyebabkan perasaan malas itu menghinaggapinya?
sahabat, padahal usianya jauh lebih muda di bawahnya. Saat dtelisik, apa

Rasa malas  situ ternyata berasal dari pikirannya, bukan dari
perasaannya. Saat ia akan berangkat, ia selalu terpikir kelakuan siswanya yang
nakal, sulit di atur, tidak mau mengerjakan tugas yang diberikan. Belum lagi ia
kurang begitu suka dengan sikap kepala sekolahnya yang sangat disiplin, selalu
jakan sekolah yang sering berubah dan berganti yang memberikan beban tamba
mengorek kesalahannya, cerewet dan sebagainya. Juga berbagai instruksi dan keb
ihan baginya.

Benarkan siswanya nakal? Ya memang, tetapi dari puluhan siswanya
satu kelas , hanya satu dua saja yang ulahnya berlebihan. Ia lupa ada puluhan
murid lain yang selalu memperhatikan saat ia mengajar. Anak-anak tidak mau
sinya kurang jelas. Tentang sikap kepala sekolahnya yang seperti it
mengerjakan tugas, itu bukan sifat mereka. Itu  karena perintah dan instru
ku, ia lupa di sekolah tempatnya mengajar kan tidak hanya ada seorang kepala sekolah,
atnya itu ada juga yang senasib dengannya.
juga ada teman guru yang lain yang masih mau menjadi sahabatnya, bahkan diantara saha
b

Rasa malas  sang sahabat sebenarnya bersumber dari apa yang
dia pikirkan. Semuanya seakan-akan menjadi sulit dan berat. Demikianlah ia
mulai hari dengan memikirkan hal-hal yang tidak menyenangkan.

Kalau saja kita mau mengubah pikiran kita, mungkin semuanya menjadi
lain. Saat kita akan pergi mengajar. Saat itulah sebenarnya kita berpikir dan
merasakan “suasana” kegembiraan dan kesenangan memancing, bayangkan tentang
irkan “yang senang-senang saja”. Mulai saat ini, mengapa pikiran  kita b
ikan yang menggelepar saat kalil kita dipagut ikan. Pendeknya, mari kita pi
kiarkan hanyut dengan menderita dengan bayangan negative yang kita buat sendiri?  Kitalah sebenarya “pemilik” isi pikiran kita, mau jadi
menyenangkan atau mau jadi menjengkelkan semuanya atas kuasa kita. Kita tinggal memilihnya. Selamat memilih
.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Text widget

About

Selasa, 05 Juni 2012

Semuanya berawal dari pikiran



Semuanya berawal dari pikiran. Doa yang kita panjatkan kehadirat Tuhan  berawal dari apa yang kita pikirkan. Jadi, pikiran juga doa. Pikiran juga yang akan membawa Anda  saat ini apakah Anda berangkat ke sekolah atau ke kantor dengan langkah kaki yang ringan mantap atau melangkah dengan langkah yang gontai yang berat? Jawabannya bergantung apa yang ada dalam pikiran kita.

Seorang sahabat yang punya hobi memancing, selalu beraharap akan
segera datang hari Sabtu. Karena setiap hari Sabtu itu ia akan pergi bersama
teman-temannya memancing. Belum juga hari Sabtu tiba, dan belum juga ia berada
di pinggir kolam. Tetapi pikiran dan bayangan suasana memancing membuatnya
ba. Sejak dari rumah pun kegembiraan itu mulai terasa. Bersiull sambil menyiap
begitu bergairah. Semangatnya tampak begitu menyala. Bahkan bila saatnya t
ikan perlengkapan memancing, kadang-kadang juga sambil bernyanyi nyanyi kecil. Di
saat ikan menggelepar saat kail di tarik.
benaknya terbayang bagamana nikmatnya saat ikan memagut kailnya. Bagaimana puasny
a

Pada saat itu, sama sekali tak terbayang kesulitan yang dihadapi,
misalnya bagaimana jika hujan , atau kendaraannya mogok di tengah jalan, tali
kailnya putus. Hal-hal itu sama sekali tidak masuk ke dalam pikirannya. Meski
sebenarnya dalam kenyataan  itu terjadi
.

Seorang sahabat, mengeluh karena ia mulai merasakan bosan dan
malas saat akan berangat mengajar. Ia mengeluh karena merasa usianya sudah tua
dan beberapa saat lagi pensiun. Keluhan yang sama juga dirasakan seorang
yang menyebabkan perasaan malas itu menghinaggapinya?
sahabat, padahal usianya jauh lebih muda di bawahnya. Saat dtelisik, apa

Rasa malas  situ ternyata berasal dari pikirannya, bukan dari
perasaannya. Saat ia akan berangkat, ia selalu terpikir kelakuan siswanya yang
nakal, sulit di atur, tidak mau mengerjakan tugas yang diberikan. Belum lagi ia
kurang begitu suka dengan sikap kepala sekolahnya yang sangat disiplin, selalu
jakan sekolah yang sering berubah dan berganti yang memberikan beban tamba
mengorek kesalahannya, cerewet dan sebagainya. Juga berbagai instruksi dan keb
ihan baginya.

Benarkan siswanya nakal? Ya memang, tetapi dari puluhan siswanya
satu kelas , hanya satu dua saja yang ulahnya berlebihan. Ia lupa ada puluhan
murid lain yang selalu memperhatikan saat ia mengajar. Anak-anak tidak mau
sinya kurang jelas. Tentang sikap kepala sekolahnya yang seperti it
mengerjakan tugas, itu bukan sifat mereka. Itu  karena perintah dan instru
ku, ia lupa di sekolah tempatnya mengajar kan tidak hanya ada seorang kepala sekolah,
atnya itu ada juga yang senasib dengannya.
juga ada teman guru yang lain yang masih mau menjadi sahabatnya, bahkan diantara saha
b

Rasa malas  sang sahabat sebenarnya bersumber dari apa yang
dia pikirkan. Semuanya seakan-akan menjadi sulit dan berat. Demikianlah ia
mulai hari dengan memikirkan hal-hal yang tidak menyenangkan.

Kalau saja kita mau mengubah pikiran kita, mungkin semuanya menjadi
lain. Saat kita akan pergi mengajar. Saat itulah sebenarnya kita berpikir dan
merasakan “suasana” kegembiraan dan kesenangan memancing, bayangkan tentang
irkan “yang senang-senang saja”. Mulai saat ini, mengapa pikiran  kita b
ikan yang menggelepar saat kalil kita dipagut ikan. Pendeknya, mari kita pi
kiarkan hanyut dengan menderita dengan bayangan negative yang kita buat sendiri?  Kitalah sebenarya “pemilik” isi pikiran kita, mau jadi
menyenangkan atau mau jadi menjengkelkan semuanya atas kuasa kita. Kita tinggal memilihnya. Selamat memilih
.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.